Kusuma Ratih (11209891) / 4EA16
2.Prinsip-Prinsip dalam etika bisnis
Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh
oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman
agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam
memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional perusahaan,
Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai
berikut :
1) Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan
visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi
pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2)Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak,
baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini
dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3) Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan
itu.
Selain yang tersebut di atas, Sony Keraf (1998) menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau
jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif,
serta dapat dipertanggung jawabkan.
1) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Pada prinsip ini, pebisnis dituntut agar menjalankan bisnis sedemikian
rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
2) Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis
atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah
mengambil langkah yang tepat ke arah penerapan prinsip-prinsip etika
bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama
membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate
culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar visi
atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan
pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian
diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti visi ini kemudian menjadi
sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar
maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan
yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam
perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks
penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang
menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap
dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang
dianut perusahaan. Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan
oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan
mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk
menciptakan nilai yang tinggi.
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha
yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil
keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat,
apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau
apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar,
dan lain sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar